Friday, May 5, 2017

MAKALAH TEKNIK GAYA RENANG

MAKALAH TEKNIK GAYA RENANG



KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT,bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata pelajaran kewirausahaan dengan membahas susunan- susunan dalam bentuk proposal yang berjudul “Makalah Teknik Dasar Renang Dan Macam-macam Gaya Renang”.

Dalam penyusunan tugas ini,tak sedikit hambatan yang kami hadapi,namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan proposal ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan bimbingan orangtua sehingga kendala kendala yang kami hadapi teratasi oleh karena itu kami mengucap terima kasih kepada.

Bpk guru bidang Penjaskes yang telah memberikan tugas,petunjuk kepada kami sehingga kami bermotifasi dan menyelesaikan tugas ini.

Orang tua yang telah turut membantu,membimbing dan mengatasi  berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

Dalam penulisan tugas proposal ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada teknis maupun materi,mengingat akan kemampuan yang kami miliki untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan proposal ini.
Harapan kami  semoga proposal ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan fikiran bagi pihak yang membutuhkan khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN

  • 1.1. Latar belakang………………………………………………………………………….            1
  • 1.2. Rumusan masalah………………………………………………………………………1
  • 1.2.1.      Bagaimana Sejarah Renang ?............................................................................... 1
  • 1.2.2.      Bagaimana sejarah renang di Indonesia………………………………………... 1
  • 1.2.3.      Apa itu yang dimaksud renang ?..........................................................................            1
  • 1.2.3.      Risiko apa yang ditimbulkan ?............................................................................. 1
  • 1.2.4.      Perlengkapan apa yang harus tersedia ?............................................................... 1
  • 1.2.5.      Apa manfaat renang bagi kesehatan ?..................................................................            1
  • 1.2.6.      Apa manfaat Renang bagi Tubuh ?......................................................................            1
  • 1.3. Tujuan…………………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN

  • 2.1.   Sejarah Renang…………………………………………………………………........... 2
  • 2.2.   Sejarah Perkembang Renang di Indonesia……………………………………………. 2
  • 2.3.   Pengertian renang………………………………………………………………........... 3
  • 2.4.   Risiko…………………………………………………………………………………..            4
  • 2.5.   Perlengkapan………………………………………………………………………….. 4
  • 2.6.   Manfaat renang bagi kesehatan……………………………………………………….. 4
  • 2.7.   Manfaat Renang bagi Tubuh………………………………………………………….. 5


BAB III TEKNIK DASAR RENANG

  • 3.1.   Pengenalan Air…………………………………………………………………........... 6
  • 3.2.   Mengapung……………………………………………………………………………. 6
  • 3.3.   Bergerak Naik Turun Dengan Kedua Kaki Terapung………………………................ 6
  • 3.4.   Meluncur…………………………………………………………………………........ 7
  • 3.5.   Latihan Pernafasan……………………………………………………………………. 7
  • 3.5.1.      Teknik gerakan pernafasan……………………………………………............. 7
  • 3.5.1.1.Sikap Permulaan………………………………………………………........ 7
  • ii
  • 3.5.1.2.Gerakan…………………………………………………………………….. 7
  • 3.5.2.      Cara Melakukan Gerak Dasar Mengambil Nafas……………………………... 7
  • 3.6.   Meloncat (Diving)…………………………………………………………………….. 8

BAB IV: GAYA-GAYA RENANG

  • 4.1. Renang Gaya Bebas (Craw)……………………………………………………………            9
  • 4.1.1. Gerakan Kaki……………………………………………………………………. 9
  • 4.1.2. Gerakan Lengan…………………………………………………………………. 9
  • 4.1.3. Gerakan Mengambil Napas………………………………………………............ 10
  • 4.2. Renang Gaya Punggung (Back Stroke)………………………………………………... 10
  • 4.2.1. Gerakan Kaki……………………………………………………………………. 11
  • 4.2.2. Gerakan Lengan…………………………………………………………............. 11
  • 4.2.3. Gerakan Mengambil Napas……………………………………………………… 11
  • 4.3. Renang Gaya Dada (Breast Stroke)…………………………………………………… 11
  • 4.3.1. Gerakan Kaki…………………………………………………………................. 12
  • 4.3.2. Gerakan Lengan…………………………………………………………………. 12
  • 4.3.3. Gerakan Mengambil Napas……………………………………………………… 12
  • 4.4.  Renang Gaya Kupu-kupu (Butterfly)……………………………………………......... 12
  • 4.4.1. Gerakan Kaki………………………………………………………………......... 13
  • 4.4.2. Gerakan Lengan…………………………………………………………............. 13
  • 4.4.3. Gerakan Mengambil Napas……………………………………………………… 13
  • BAB V FASILITAS DAN PERALATAN
  • 5.1. Kolam renang……………………………………………………………………… 14
  • 5.2. Lintasan………………………………………………………………………….....            14
  • 5.3. Pengukur waktu………………………………………………………………….... 14
  • 5.4. Balok start………………………………………………………………………..... 14


BAB VI PENUTUP

  • 6.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………. 15
  • 6.2. Kritik dan Saran……………………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………            16



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.         Latar belakang
           Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan,mandi,atau melakukan olahraga air.

            Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan, laut sebagai bentuk rekreasi.

            Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

1.2.         Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :

  • 1.2.1.      Bagaimana Sejarah Renang ?
  • 1.2.2.      Apa itu yang dimaksud renang ?
  • 1.3.3.      Risiko apa yang ditimbulkan ?
  • 1.3.4.      Perlengkapan apa yang harus tersedia ?
  • 1.3.5.      Apa manfaat renang bagi kesehatan ?
  • 1.3.6.      Apa manfaat Renang bagi Tubuh ?

1.4.         Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah meliputi beberapa hal diantaranya :

  • a.       Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran orkes penjaskes.
  • b.      Mengetahui seluk beluk, sejarah teknik serta perkembangan olah raga renang.
  • c.       Sebagai tambahan pengetahuan tentang renang.



BAB II 
PEMBAHASAN


2.1.         Sejarah Renang
Berenang telah dikenal sejak zaman Yunani dan Romawi Kuno. Hal ini terbukti berdasarkan legenda-legenda tentang orang-orang yang telah melakukan renang dengan tujuan tertentu, seperti halnya Leander pada masa pacarannya dengan Hero. Ia berenang karena kekasihnya berada jauh di seberang Sungai Hellespont (Dardenelles) di Asia Minor (Turki). Kemudian, seorang kapten perang tentara Romawi, yaitu Horatius yang terluka saat berperang seorang diri. Horatius melarikan diri dari musuhnya dengan berenang menyeberangi Sungai Tibet.

Olahraga renang dengan gaya seperti sekarang ini kali pertama diperkenalkan di Jepang melalui kejuaraan renang yang diselenggarakan di negara itu. Pada tahun 1603, sekolah-sekolah di Jepang memasukkan olahraga renang sebagai pelajaran wajib. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak kejuaraan renang tingkat internasional selalu didominasi oleh perenang-perenang dari Jepang. Sejalan dengan perjalanan sejarahnya, olahraga renang ini salalu mengambil jarak tempuh yang relative jauh.
Di daratan Eropa, olahraga renang masuk melalui Inggris. Pada tahun 1896, renang mulai dipertandingkn di Olimpiade, saat itu masih diikuti perenang-perenang putra. Pada tahun 1912, pertandingan renang mulai diikuti oleh perenang-perenang putri.

Organisasi renang dunia dikenal dengan nama Internationale de Swimming Association (ISA). Di Indonesia, induk organisasi olahraga renang adalah Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

2.2.         Sejarah Perkembang Renang di Indonesia
Sejak sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang indah dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja.

Memang waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak bisa membayar tiket masuk untuk berenang.

2
Salah satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.

Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL.

Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang, Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan pertandingan maupun antar daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu, rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda.

2.3.         Pengertian renang

Renang adalah olahraga yang paling baik dilakukan untuk menjaga kesehatan, dikatakan demikian karena pada saat berenang hampir seluruh otot tubuh bergerak sehingga semua otot dapat berkembang dengan pesat dan kekuatan terus meningkat. Dalam olahraga renang ada empat macam gaya yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut :

  • 1.    Gaya bebas (craw)
  • 2.    Gaya punggung (back craw)
  • 3.    Gaya dada (breast stroke)
  • 4. Gaya kupu-kupu (butterfly)

Renang merupakan olahraga air yang murah dan bagus bagi kesehatan dan pembentukan tubuh. Agar dapat mencapai prestasi yang baik, perlu latihan yang baik, benar, teratur dan sungguh-sungguh. Sebelum berenang sebaiknya diawali dengan pemanasan dan pengenalan air sehingga terhindar dari resiko cidera. Pengenalan air :
Maksud dan tujuan pengenalan air adalah :

  • 1.   Mengetahui keadaaan di dalam air;
  • 2.   Mengetahui tekanan di dalam air;
  • 3.   Penyesuaian diri dengan air, baik pernapasan maupun rasanya di dalam air.


2.4.         Risiko

Terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian akibat tenggelam. Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin direnangi.
Berenang di sungai atau di laut bisa sangat berbahaya bila terdapat arus deras atau ombak besar secara tiba-tiba. Orang yang sedang dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan dilarang untuk berenang.

2.5.         Perlengkapan

            Berenang secara alami tidak membutuhkan perlengkapan atau pakaian khusus. Manusia dapat berenang tanpa perlengkapan apapun dalam kondisi apapun. Berenang yang ditujukan untuk rekreasi dan olahraga terkadang membutuhkan pakaian dan perlengkapan khusus untuk membantu memudahkan bergerak di air.
            Pakaian yang digunakan untuk berenang dirancang untuk memudahkan manusia bergerak di air.
            Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk menghindari masuknya udara kedalam pakaian. Pakaian renang juga dirancang untuk mempercepat pergerakan manusia di air, rancangan seperti ini ditujukan bagi kegiatan berenang untuk kompetisi.
            Selain pakaian yang dirancang khusus,dalam berenang terkadang membutuhkan perlengkapan khusus seperti kacamata renang, ban renang, penutup telinga dan hidung dan penutup kepala.

2.6.         Manfaat renang bagi kesehatan

Berenang adala salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan seseorang yang juga merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring). Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan ditahan oleh air atau mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling dianjurkan bagi mereka yang kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita gangguan persendian tulang atau arthritis. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila kita melakukannya secara rutin, manfaat tersebut antara lain adalah :
4

  • ·         Membentuk otot.
  • ·         Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru.
  • ·         Menambah tinggi badan.
  • ·         Melatih pernafasan.
  • ·         Membakar kalori lebih banyak saat berenang.
  • ·         Self safety.
  • ·         Menghilangkan stress.

2.7.         Manfaat Renang bagi Tubuh

1.            Meningkatkan kualitas jantung dan peredaraan darah. Jantung merupakan organ tubuh yang memompa darah agar mengalir ke seluruh tubuh, sedangkan darah tersebut mengangkut sari – sari makanan dan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran sertamenghasilkan energi yang diperlukan untuk bergerak.

2.            Meningkatkan kapasitas vital paru-paru. Paru-paru berfungsi untuk mengambil oksigen yang sangatdiperlukan dalam proses oksidasi (pembakaran). Renang akan melatihkerjaparu – paru dan meningkatkan kemampuan paru – paru untuk mengambil oksigen yang banyak. Dengan terpenuhinya oksigen maka proses pembakaran dalam tubuh menjadi lancar sehingga energi yangdiperlukan dapat  terpenuhi

3.            Mempengaruhi otot. Ketika berenang akan terjadi gerakan otot yang dinamis dan otoakan bekerja terus menerus. Hal ini kan membuat serabut otot bertambah banyak dan bertambah kuat. Sehingga otot – otot tubuh akan kelihatanlebih berisi / padat
5

BAB III 
TEKNIK DASAR RENANG

3.1.         Pengenalan Air

Pengenalan air sangat perlu bagi mereka yang baru pertama kali belajar renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut terhadap air dan mengenal sifat-sifat air seperti basah, dingin, dan sebagainya.

Latihan pengenalan air dapat dilakukan dalam bentuk permainan atau yang lain misalnya :

  • ·         Berkejar-kejaran di kolam yang dangkal.
  • ·         Saling mencipratkan air ke muka taman.
  • ·         Memasukkan kepala dan badan ke dalam air.
  • ·         Menyelam melalui rintangan yang di buat teman.
  • ·         Main tebak-tebakkan di dalam air.
  • ·         Berjalan mengelilingi kolam.
  • ·         Bermain kereta keretaan di air.

3.2.         Mengapung

Ambil napas dalam-dalam masukkan kepala ke dalam air dengan cara sedikit merebahkan tubuh ke depan. Mata tetap di buka. Tetap rileks jangan tegang, biarkan kaki terangkat dari dasar kolam. Lutut diangkat keatas dan menyentuh dada. Ambil posisi merangkak dan melayang di dalam air. Tahan sikap tersebut di dalam air hingga tidak dapat menahan napas lagi. Lakukan latihan ini berulang-ulang.

3.3.         Bergerak Naik Turun Dengan Kedua Kaki Terapung

Kedua kaki terapung. Ambil napas, masukkan kepala ke dalam air dengan cara menekukkan siku. Mata tetap dibuka. Tetap rileks jangan tegang, biarkan kaki terangkat lurus ke atas permukaan air. Setelah satu atau dua detik, keluarlah dari dalam air dengan meluruskan lengan, keluarkan napas. Ambil napas kembali, masuk ke dalam air, keluar lagi dan buang napas. Begitu seterusnya, lakukan kembali latihan ini berulang-ulang.

3.4.         Meluncur

Berdiri dengan posisi punggung membelakangi dan rapat pada dinding kolam. Turunkan bahu hingga hanya kepala yang berada di atas permukaan air. Kaki yang terkuat diangkat dan ditempelkan pada dinding kolam untuk menumpu.
Ambil napas dalam-dalam, masukkan kepala ke dalam air. Sementara itu, tekan kaki tumpu dan angkat kaki lainnya hingga tubuh meluncur jauh dari pinggir kolam.

Latihan Pernafasan

3.5.1.      Teknik gerakan pernafasan
3.5.1.1.            Sikap Permulaan

  • ·         Berdiri kongkang di kolam dasar.
  • ·         Membungkuk tubuh rata dengan air.
  • ·         Muka menghadap ke depan di antara kedua lengan yang dijulurkan ke depan.

3.5.1.2. Gerakan

  • ·         Pernafasan dilakukan dengan memutar kepala ke kiri atau ke kanan, Sehingga mulut mengambil nafas.
  • ·         Gerakan tersebut bersamaan lengan searah dengan putaran kepala berada di belakang samping tubuh.
  • ·         Latihan pernafasan ini dikombinasikan dengan gerakan lengan agar dapat mengatur irama pengambilan nafas.

·         Pada prinsipnya mengambil udara lewat mulut dengan menghembuskan didalam air.
3.5.2.      Cara Melakukan Gerak Dasar Mengambil Nafas

  • Ø  Lakukan dengan posisi telungkup terapung, dan kedua tangan memegang dinding kolam.
  • Ø  Ambillah nafas melalui mulut dan masukkan muka ke dalam air, mata melihat ke depan sedikit.
  • Ø  Permukaan air di dahi, buang nafas melalui hidung. Setelah itu, putarkan kepala ke samping kanan / kiri berporos leher. Sehingga mulut dan mulut di atas permukaan air.

7

  • Ø  Buka mulut lalu ambil nafas melalui mulut dengan cepat, lalu masukkan muka ke dalam air dan buang nafas di dalam air.


3.6.         Meloncat (Diving)

Berdiri di pinggir kolam dengan jari-jari kaki mencengkeram tepi dinding kolam. Tekuk kedua lutut hingga posisi badan membungkuk ke depan dan pantat sedikit terangkat. Kedua lengan diluruskan ke depan bawah dan kedua tangan saling bersentuhan. Kepala direndahkan hingga sejajar dengan kedua lengan, pandangan tertuju pada titik masuk ke dalam air. Lengan juga dipastikan mengarah pada garis titik tersebut. Atur keseimbangan, lalu secara sengaja kacaukan keseimbangan tersebut dengan menjatuhkan diri ke dalam air. Kedua kaki diluruskan dan pastikan saat meluncur ke dalam air posisi tubuh dari ujung jari tangan hingga ujung jari kaki berada pada garis lurus. Saat luncuran terjadi, masukkan kepala di antara kedua lengan. Bagian tubuh yang pertama masuk ke dalam air adalah jari-jari lengan


BAB IV 
GAYA-GAYA RENANG


4.1.   Renang Gaya Bebas (Craw)

            Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang yang lainnya, gaya bebas merupakan salah satu gaya berenang yang dapat membuat tubuh perenang melaju lebih cepat di dalam air.

Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa banyak orang, baik yang sudah terlatih maupun bagi para pemula yang mau belajar renang.

4.1.1. Gerakan Kaki


  • Ø  Kaki kanan dan kaki kiri digerakkan mencambuk ke atas dan ke kiri bawah terus menerus secara bergantian.
  • Ø  Untuk memperoleh cambukan yang kuat, saat mencambuk ke bawah lutut sedikit dibengkokkan serta otot paha diregangkan.
  • Ø  Pada saat mencambuk ke atas, otot-otot di daerah pantat berkontraksi hingga kaki bergerak ke atas permukaan air.
  • Ø  Setiap cambukan dibantu dengan melecutkan pergelangan kaki untuk menambah daya dorong tubuh ke depan.

4.1.2. Gerakan Lengan

  • Ø  Entry : tangan diliruskan jauh ke depan, lalu ujung jari tangan masuk ke dalam air secara rileks.
  • Ø  Catch : tangan digerakkan “menangkap” ke samping luar, lalu diputar lagi ke dalam air untuk persiapan melakukan gerak selanjutnya.
  • Ø  Pull   : diawali dengan gerakan akhir pada catch. Posisi siku 90˚di bawah bahu, ujung-ujung jari tangan menghadap ke bawah.
  • Ø  Release : lengan diluruskan kembali di samping paha, lakukan gerakan menekan melalui lecutan oleh pergelangan tangan ke atas.
  • Ø  Recovery : diawali dengan gerakan akhir release, lakukan gerakan “menjangkau”, lengan tangan lurus ke depan dengan rileks.

4.1.3. Gerakan Mengambil Napas

  • Ø  Ambil udara melalui mulut, lalu dikeluarkan melalui mulut dan hidung secara bersamaan.
  • Ø  Bernapaslah ketika tangan menjangkau jauh ke depan.
  • Ø  Gerakan mengambil udara di lakukan ke satu arah, yaitu samping kiri atau ke samping kanan.

4.2.    Renang Gaya Punggung (Back Stroke)

         Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.

            Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.

            Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam.

4.2.1. Gerakan Kaki

  • Ø  Kaki kanan dan kaki kiri digerakkan mencambuk ke atas dan ke bawah terus menerussecara bergantian.
  • Ø  Saat mencambuk, lutut dibengkokkan serta otot quadriceps dan otot psoas diregangkan.
  • Ø  Lutut dicambukan dengan kuat sehingga punggung agak keluar  dari permukaan air.
  • Ø  Saat kaki mencambuk ke bawah, kaki diluruskan dan pergelangan tangan kaki ditahan.
  • Ø  Kemudian, lutut ditekuk 45˚.

4.2.2. Gerakan Lengan


  • Ø  Entry : tangan dijangkaukan jauh ke belakang. Ujung jari tangan masuk ke dalam air secara rileks dan segaris dengan bahu. Panggul diangkat ke permukaan air.
  • Ø  Pull : diawali dengan sikap lengan yang lurus. Saat menekan air, siku ditekuk 90˚ ke samping. Telapak tangan diangkat beberapa sentimeter ke atas permukaan air.
  • Ø  Push : ketika siku berada tepat dekat pinggang, tangan bergerak ke bawah. Tangan membentuk huruf “S” disamping badan pada saat melakukan pull dan push.
  • Ø  Recovery : lengan diangkat dari dalam air dengan ibu jari keluar lebih dahulu. Lengan menyamping dan pergelangan tangan diputar ke luar saat berada pada sudut 90˚.

     
4.2.3. Gerakan Mengambil Napas

  • Ø  Udara diambil ketika lengan melakukan recovery.
  • Ø  Udara dikeluarkan pada saat melakukan pull-push.
  • Ø  Udara dihirup melalui mulut dan dibuang melalui mulut serta hidung secara bersama-sama.

4.3.    Renang Gaya Dada (Breast Stroke)

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air,

            Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

4.3.1. Gerakan Kaki


  • Ø  Kedua kaki digerakkan terus menerus menirukan gerakan kaki katak ketika berenang.
  • Ø  Kaki digerakkan memutar ke luar, ke bawah, ke dalam, meluncur, dan recovery.

4.3.2. Gerakan Lengan

  • Ø  Mengayun keluar : kayuhan ke luar dilakukan secara serentak dengan berpusat pada bahu. Lakukan gerakan catch saat tangan ke luar dari garis bahu.
  • Ø  Mengayuh ke dalam : telapak tangan di gerakkan menarik air ke bawah (gerakan pull), ke dalam, dan berakhir di bawah kepala.
  • Ø  Recovery : lengan diluruskan secara serentak ke depan.

4.3.3. Gerakan Mengambil Napas

  • Ø  Pengambilan udara dilakukan pada saat lengan melakukan gerakan tarikan air ke luar sampai belakang.
  • Ø  Udara dikeluarkan pada saat lengan berada pada posisi menjulur ke depan.
  • Ø  Udara dihirup melalui serta dibuang melalui mulut dan lubang secara bersamaan.

4.4.  Renang Gaya Kupu-kupu (Butterfly)

Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari dalam air, dan udara juga dihirup lewat mulut ketika kepala kita berada di luar air.

Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk dapat mempelajari koordinasi gerakan - gerakan tangan dan gerakan - gerakan kaki.

            Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas.
                                                                       
Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.

4.4.1. Gerakan Kaki


  • Ø  Pinggang diturunkan ke bawah dan kaki bergerak untuk melakukan cambukan.
  • Ø  Dengan memanfaatkan ruang gerak sendi pergelangan kaki dan punggung kaki, cambukan dilakukan untuk menekan air ke bawah secara cepat dan kuat.
  • Ø  Kaki ke atas pada saat gerakan recovery.
  • Ø  Gerakkan pinggang ke atas sehingga kaki terangkat ke atas saat pinggang bergerak ke bawah.

4.4.2. Gerakan Lengan


  • Ø  Entry : tangan masuk ke dalam air, lengan lurus pada posisi miring dan jari-jari lebih rendah dari siku. Tangan masuk ke dalam air sebelum melewati daerah samping bahu.
  • Ø  Mengayun ke luar : lengan bergerak ke luar secara berkesinambungan. Akhiri dengan gerakan catch yang dilakukan setelah kedua lengan berada tepat di luar bahu bersamaan dengan cambukan pertama ke bawah.
  • Ø  Mengayun : tangan bergerak ke bawah dan ke luar dari lingkaran gerak.
  • Ø  Mengayun ke dalam : posisi tangan berada tepat di bawah siku.
  • Ø  Tangan ditarik ke dalam, ke atas, dan ke belakang dalam lingkaran kecil di bawah kepala dekat badan. Mengayun ke atas depan, siku diangkat ke atas permukaan air membentuk 30˚- 40˚.
  • Ø  Recovery : lengan diangkat ke atas permukaan air secara rileks, pangkal lengan diputar ke dalam dan mengayun ke depan.

4.4.3. Gerakan Mengambil Napas


  • Ø  Udara diambil pada saat tangan mulai ditarik kearah bahu dan kepala ke luar dari dalam air.
  • Ø  Udara dikeluarkan pada saat kepala akan ke luar melalui gerakan dagu, lalu udara ditarik lagi dengan cepat.
  • Ø  Udara dihirup melalui mulut dan dibuang melalui mulut dan hidung secara bersamaan.

BAB V 
FASILITAS DAN PERALATAN
5.1. Kolam renang
          Kolam renang ukuran olimpiade panjang kolam renang panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah 25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam olimpiade ditatapkan panjang kolam 50 m dan lebar 25 m. Kedalaman kolam minimum 1,35 m,dimulai dari1,0 m pertama lintasan hingga paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.

5.2. Lintasan
       ­
            Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.

5.3. Pengukur waktu

            Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.
            Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finish. Papan sentuh pengukur waktu produksi omega mulai dipakai di Pan-Amerika Games 1967 di Winnipeg, Kanada.

5.4. Balok start

            Di setiap balok start terdapat peneras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5x0,5 m,dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10º.
14
BAB VI 
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berenang adalah olahraga yang mempunyai banyak macam gaya seperti gaya bebas, gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu – kupu. Namun seperti pada olahraga yang lainnya, olahraga berenang juga mempunyai resiko yang mampu menyebabkan kematian, oleh karena itu perlunya mempehatikan dengan detail mengenai perlengkapan renang dan tata cara dalam renang agar anda bisa berenang dengan nyaman dan selamat pada saat anda mau berenang.

B. Kritik dan Saran

Sekian informasi yang dapat penulis jelaskan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga Dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

DAFTAR PUSTAKA

  • www.google.com 
  • www.wikipedia.com
  • Blogasfa.blogspot.com
  • Promomu.blogspot.com
  • http://ekowarlianto.weglog.esaunggul.ac.id
  • Buku Pendidikan Jasmani,Olahraga, dan Kesehatan untuk kelas VII Sekolah Menengah
  • Buku Pendidikan Jasmani untuk SMP kelas IX: Grafindo
  • Orr, Rob dan J.B. Tyler. 1999. Dasar-dasar Renang. Bandung: Angkasa

MAKALAH KENAKAN REMAJA



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” “Kenakalan Remaja”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

  • Latar Belakang..................................................................................... 1
  • Rumusan Masalah................................................................................. 2
  • Tujuan Penulisan................................................................................... 2
  • Metode penelitian................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3

  • Definisi kenakalan Remaja................................................................... 3
  • Faktor yang menyebabkan kenakalan remaja....................................... 4
  • Cara Menanggulangi kenakalan remaja................................................ 6

BAB III PENUTUP......................................................................................... 9

  • Kesimpulan........................................................................................... 9
  • Saran..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 10



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda sebagian saat yang paling indah dan nikmat,penuh kegembiraan. Memang tidaklah salah, tetapi dikatakan benar seluruhnya adalah tidak mungkin, masalahnya tergantung dari segi memandangnya. Jika dilihat dari kemauannya yang tanpa dikaitkan dengan masa depan, ia bebas berhura-hura. Tetapi jika memandang dari sudut yang berkaitan dengan masa depan remaja itu sendiri sarat tanggung jwab yang akan dipikul. Maka masa remaja lebih dapat disebut masa yang paling berat, penuh tantangan, ia harus bekerja lebih berat, memanfaatkan setiap waktu yang dimuliki, ia harus memperhatikan mental rohaniah aqliyah, fisik jasmaniah untuk memproses regenerasi yang pasti menghampirinya. Fisik tubuh, makanan bergizi, intelektual menghayati ilmu pengetahuan dan mental santapan rohani yang berisi norma tata nilai yang abadi dan luhur, fisik dilatih dengan penghayatan dan pengalaman religi hingga latihan terakhir ini bisa mengilhami seluruh sikap dan tingkah lakunya.

Kita mengetahui bahwa anak lahir dalam keadaan fitroh dengan potensi yang yang berwujud kemungkinan-kemungkinan ia pandai, baik budinya, teguh mentalitasnya dan sebaliknya banyak dipengaruhi lingkungan nya dimana dia hidup. Tri Pusat Pendidikan yaitu sekolah, keluarga dan masyrakat, masing-masing mempunyi peranan dalam membentuk karakter. Sekolah dengan segala fasilitasnya beserta kondisi yang ada tidak kecil pengaruhnya. Masyarakat dengan budayanya serta dengan iklim yang ada dan juga dimana anak hidup dan diasuh secara terus menerus sehingga sulit memilih mana yang paling dominan dalam mempengaruhi prilaku anak.

Latar belakang Kenakalan Remaja oleh rangkaian faktor yang saling mengikat. Lingkungan keluarga, keharmonisan orang tua serta suri tauladan sangat menentukan, namun dalam rangkaian menanggulangi kenakalan remaja menuntut Tri Pusat Pendidikan secara menyeluruh karena kesadaran Tri Pusat Pendidikan dalam proses pendewasaan anak adalah kunci utama dalam membentuk pribadi anak.

Pengertian remaja disebut juga "pubertas" yang nama berasal dari bahasa latin yang berarti "usia menjadi orang" suatu periode dimana anak dipersiapkan untuk menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak (Mappiare, 1982:27).Menurut Gunarso dalam bukunya Mappiare yang berjudul "Psikologi Remaja" mengatakan bahwa masa remaja adalah masa antara 12-22 tahun sebagai masa remaja 1. dan masa ini adalah erat bersangkutan langsung dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis. Dalam masa peralihan ini timbul berbagai kesulitan dalam diri si anak baik secara jasmani maupun rohaninya. Pergaulan akan demikian halnya anak akan merasakan adanya kekakuan pada dirinya sendiri, masa ini desebut juga sebagai perasaan yang sangat peka; remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan dan perasaan serta emosinya.

B. Rumusan Masalah
  • 1.      Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja ?
  • 2.      Apa saja faktor yang menyebabkan kenakalan remaja ?
  • 3.      Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja ?
C. Tujuan Penulisan
  • 1.      Mengetahui definisi kenakalan remaja.
  • 2.      Mengetahui faktor yang menyebabkan kenakalan remaja.
  • 3.      Mengetahui cara menanggulangi kenakalan remaja.
D. Metode Penulisan

            Metode yang penulis gunakan dalam pembuatan makalah ini adalah kepustakaan yaitu mengumpulkan data, informasi, dan lain-lain.



BAB II
PEMBAHASAN

Kenakalan remaja atau Juvenile Delinqueny bukan persoalan baru bangsa ini , kenakalan remaja merupakan permasalahan sosial yang tak kalah pelik karena banyak melibatkan semua pihak, baik itu orang tua ( keluarga), Sekolah (pendidikan), aparatur pemerintah ataupun semua elemen yang ada di masyarakat. Kenakalan remaja merupakan kenyataan yang harus dihadapi semua pihak tanpa pengecualian karena ini menyangkut kelangsungan suatu bangsa atau Negara. Remaja merupakan generasi penerus yang kelak akan membawa bangsa atau Negara pada suatu keadaan yang baik atau jelek atau bahkan hancur. Maka kewajiban semua pihak untuk bertanggungjawab menjaga dan membentengi remaja dari berbagai tindakan yang sifatnya menghancurkan, seperti narkoba, miras atau tindakan – tindakan kriminal lainnya. Dengan kepribadian yang masih labil karena dalam masa transisi yaitu dimana remaja mengalami masa peralihan dari anak menjadi dewasa, sehingga belum terbentuk kepribadian matang menjadikan remaja sasaran yang empuk bagi orang – orang yang tidak bertanggungjawab untuk memberi pengaruh yang jelek.

Berbagai aspek penyebab kenakalan remaja, seperti kemiskinan, lingkungan keluarga yang tidak kondusif, lingkungan sosial yang tidak bagus dan memadai serta masih banyak faktor lainnya yang menjadikan alasan remaja melakukan penyimpangan – penyimpangan walaupun  itu tidak di benarkan. Akan tetapi memang kita tidak mungkin menyalahkan pada remaja karena ada yang lebih bertanggungjawab yaitu keluarga, keluarga sebagai pihak utama dan pertama harus mampu mengontrol prilaku remaja. Salah satu pencegahan kenakalan remaja keluarga harus memberi pembekalan pendidikan agama mulai dini. Agama merupakan tameng bagi remaja dalam kehidupan, dengan agama akan mampu menjadikan kematangan pribadi yang kuat, karena dalam agama akan di tunjukkan mana yang salah dan mana yang benar, agama akan jadi filter atau penyaringan bagi remaja dalam pergaulan dan menghadapi pengaruh – pengaruh negative dari luar.

A.      Definisi Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah pelampiasan masalah yang dihadapi oleh kalangan remaja yang tindakannya menyimpang. Menurut ahli sosiologi Kartono, Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang.

Sedangkan menurut Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Jenis-jenis kenakalan remaja
Penyalahgunaan narkoba
Seks bebas
Tawuran antara pelajar

B.       Faktor yang Menyebabkan Kenakalan Remaja

Adapun sebab-sebab kenakalan remaja dapat dibedakan atas dua sebab yaitu sebab intern dan sebab ekstern. Sebab-sebab berupa cacat keturunan. Pembawaan negatif yang sukar dikendalikan, pemenuhan, kebutuhan pokok yang tidak seimbang, lamanya pengawasan diri, kurangnya penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baik tidak memiliki kegemaran-kegemaran yang sehat.
Sebagai langkah pertama yang digali dan dicari latar belakang kenakalan siswa yang berpangkal pada siswa sendiri, faktor-faktor yang mendorong siswa, secara beruntun sesuai dengan urgensinya, menurut pandangan bersama sejumlah tokoh pendidikan pada dasrnya bersumber pada :

a) Lingkungan,
Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi prilaku dan watak anak, jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk maka akhlaknyapun akan seperti itu adanya, begitu juga sebaliknya jika dia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

b) Pedidikan dan pembinaan dari orang tua,
Orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku anaknya. Orang tua harusnya memberikan perhatian lebih terhadap anak, baik buruknya anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari orang tua adalah faktor terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang baik.

c) Pemerintahan dalam hal ini yang lebih spesfiknya adalah lembaga pendidikan atau sekolah,
Sekolah yang kita lihat hari ini jarang yang mendidik untuk menjadi orang yang bertaqwa. Mereka hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mengajarkan ilmu-ilmu agama. Maka sangat penting bagi para orang tua untuk memilihkan lingkungan sekolah yang baik untuk anak-anaknya. agar anak dapat memperoleh pendidikan yang sesuai, jangan memilih sekolah yang sudah tercemar nama baiknya.

d) Kondisi ekonomi,
kondisi ekonomi keluarga juga mempengaruhi,  misalnya saja ketika seorang remaja dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan tetapi berkeinginan yang melebihi batas kemampuan ekonomi keluarganya maka itu akan mengakibatkan remaj tersebut berbuat sesuatu yang negatif, contohnya mencuri.

e)  Problem waktu luang,
Banyak remaja yang tidak tahu bagaimana cara menggunakan waktu luang mereka sehingga kebanyakan dari mereka menggunakan waktu luang tersebut dengan tidak bermanfaat seperti menonton film porno. Perbuatan seperti itu akan menimbulkan efek yang tidak baik.

f) Lemahnya kepribadian,
Lemahnya kepribadian seseorang akan menggoyahkan pendiriannya dan cenderung terjerumus ke tindakan-tindakan yang negatif.

g) Faktor-faktor kesehatan,
h) Nyanyian dan cerita cabul,
i) Sempitnya ruangan kelas,
j) Kurang tertarik pada salah satu mata pelajaran,
k) Kurangnya saran-saran pemeliharaan individual sekolah,
l) Tidak efektifnya metode yang diterapkan,
m) Tidak terpenuhi praktek-prratek kondisi sosial,
n) Kurangnya iklim-iklim kondusif bagi kecenderungan siswa.


C. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja

Setelah membahas masalah remaja dan masalah faktor penyebab kenakalan remaja, maka jelaslah bahwa bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif bagi masyarakt, keluarga maupun bagi dirinya sendiri. Jika dibiarkan begitu saja akan mengakibatkan masa depan generasi muda akan menjadi suram. Oleh karena itu, perlu sekali adanya penanggulangan kenakalan remaja.
Adapun upaya tersebut sebagai berikut :

Tindakan previntif yaitu segala tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya kenakalan remaja.
Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja yang lebih akurat.
Tindakan kuratif dan rehabilitasi yakni memperbaiki akibat perbuatan nakal terutama individu yang melakukan perbuatan tersebut (Singgih : 161).

Atas dasar pengertian tindakan preventif tersebut maka ruang lingkup kegiatannya ada 2 yaitu :

a.    Daya upaya bersifat umum yang terdiri :

1)    Usaha mengenal atau mengetahui ciri-ciri umum dan ciri-ciri khusus remaja.
2)    Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum yang dialami oleh remaja.
3)    Usaha-usaha pembinaan remaja, dengan cara
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi
Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan ketrampilan, melainkan pendidikan mental pribadi melalui pengajaran agama
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar
Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar keadaan, lingkungan sosial keluarga maupun masyarakat dimana terjadi banyak kenakalan remaja (Singih, 1983 : 162).

b.  Daya upaya yang bersifat khusus

Usaha-usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di rumah tentunya merupakan tanggung jawab orang tua dan anggota keluarga lainnya. Juga sarana pendidikan lainnya :
Metode pengajaran agama pada remaja
Dalam mengajarkan agama pada remaja diperlukan berbagai metode. Adapun metode yang digunakan untuk  mengajarkan agama pada remaja telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain:

Ø Metode keteladanan.

Ketelaudanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dalam aspek moral spiritual anak adalam remaja mengingat pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak. Metode ini dapat diterapkan pada usia remaja misalnya contohkan shalat, mengaji dan ibdah-ibada atau perbuatan baik lainnya.

Ø Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara mengajar dengan menggunakan peragaan atau memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses tertentu kepada yang diajar. Metode ini dapat digunakan untuk  mengajarkan agama pada remaja, misalnya mendemonstrasikan langsung seperti; praktek shalat, wudhu, atau praktek penyelenggaraan shalat jenazah.

Ø Metode pemberian tugas

Termasuk metode pengajaran agama pada remaja yang cukup berhasil dalam membentuk  aqidah anak (remaja) dan mempersiapkannya baik secara moral, maupun emosional adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Karena nasehat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak (remaja) akan hakikat sesuatu, mendorong untuk  menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.

Adapun metode nasehat, dicontohkan oleh Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Al-Qur’an QS. Al Luqman ayat 13 dan 17.
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(13) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)
Menurut Abudinata bahwa nasehat ini cocok untuk  remaja karena dengan kalimat-kalimat yang baik dapat menentukan hati untuk  mengarahkannya kepada ide yang dikehendaki. Selanjutnya beliau mengatakan bahwa metode nasehat itu sasarannya adalah untuk  menimbulkan kesadaran pada orang yang dinasehati agar mau insaf melaksanakan ajaran yang digariskan atau diperintahkan kepadanya.

1)   Peranan orang tua

Peranan orant tua sangat penting. Kini orang tua harus lebih canggih mendidik anak, lebih ilmiah. Orang tua perlu membaca, mengikuti kursus atau ceramah yang berkaitan dengan urusan remaja sehingga dapat menentukan posisi yang tepat demi kemajuan anak-anaknya. Orang tua perlu bersikap terbuka tentang segala persoalan keluarga sehingga anak merasa sebagai bagian yang punya arti yang harus turut mempertanggungjawabkan keluarganya. Orang tua perlu memberi contoh tentang hidup rukun, jujur, sopan dan demokratis. Orang tua harus menjadi sumber motivasi bagi anaknya.

2)   Melalui pendidikan sekolah

Sekolah merupakan pembinaan yang telah diletakkan dengan dasar-dasar dalam lingkungan keluarga sekolah menerima tanggung jawab pendidikan berdasarkan kepercayaan keluarga. Di sekolah di bawah asuhan guru-guru pendidik, anak memperoleh pendidikan dan pengajaran. Anak belajar berbagai ilmu pengtahuan dan ketrampilan yang dijadikan sebagai bekal untuk kehidupannya kelak di masyarakat.
Pada masing-masing tingkat kelembagaan sekolah tentu ada seorang pimpinan sekolah, dimana pimpinan sekolah dala prrogram bimbingan terdapat beberapa tanggung jawab, misalnya mengenai cara memahami tingkah laku siswa, pimpinan sekolah mengorganisasi dewan bimbingan pelaksanaan program bimbingan di sekolah akan baik sekali hasilnya dengan membentuk dewan bimbingan yang dibawah pengawasan kepala sekolah.

Adapun dewan bimbingan yang dipilih dengan syarat-syarat tertentu adalah sebagai berikut:
  • 1.    Ia harus mengetahui/mempunyai pengetahuan dan pengertian psikologi perkembangan, mental hygiene, tes dan pengukuran
  • 2.    Ia harus memiliki rasa hormat, simpati dan pengertian terhadap anak sebagai individu
  • 3.    Ia harus mempunyai kepribadian yang seimbang dan hendaknya seorang yang dihormatri oleh teman-teman gurunya
  • 4.    Ia harus memiliki pandangan yang tajam dalam mencatat kebutuhan-kebutuhan murid dan masalah-masalah murid
  • 5.    Ia harus seseorang yang gembira dan semnagat (Jumhur dan Surya 1975:124).

BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan

Pada hakekatnya kenakalan remaja itu bukan sifat asli yang dibawa sejak lahir oleh dirinya. Namun karena pengaruh dari lingkungan, keluarga dan pergaulannya, mereka merasa haknya terabaikan sehingga mereka melakukan penyimpangan karena mereka ingin mendapatkan perhatian yang lebih, mereka melanggar norma dan berbuat sesuka hati yang tidak sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.kenakalan remaja memanglah bukan hal yang asing lagi yang terjadi dalam era global ini. Yang mana kenakalan remaja itu sangat merugikan bagi para remaja itu sendiri dan juga bangsa dan negara.

B. Saran

Kenakalan remaja tidak akan akan semakin marak apabila adanya  campur tangan yang serius dari pihak keluarga dan masyarakat maupun orang- orang terdekat dalam mengantisipasi kenakalan remaja yang kian marak ini, karena dengan kesadaran masyarakat dalam membangun para generasi penerus remaja sangat dibutuhkan, diharapkan adanya partisipasi yang salinng terkait dan berkesinambungan untuk membangun jati diri remaja menuju masa depan yang lebih baik, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang bermoral dan bekepribadian luhur.



Daftar Pustaka

Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Jumhur & Moh Surya. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: PT. C.V. Ilmu.  

Tim Dosen FKIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. Surabaya: PT. Usaha Nasional.

Gunarso, Singgih D. 1983. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Gunung Mulia, Kwitang.
  

Makalah ragam bahasa indonesia




MAKALAH
RAGAM BAHASA INDONESIA

Di susun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Bahasa Indonesia


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah demokrasi dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “RAGAM BAHASA INDONESIA”
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang demokrasi yang ada di Negara Indonesia ini untuk memperlancar proses pembelajaran.

Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat.Dengan ini, kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang

Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato, ceramah, dll. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang  pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.

B.     Rumusan Masalah

  1. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
  2. Pengertian ragam bahasa.
  3. Macam-macam ragam bahasa.
  4. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
  5. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
  6. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan.

C.    Tujuan
 Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui pengertian ragam bahasa.
2.      Mengetahui macam-macam ragam bahasa.
3.      Mengetahui Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media.
4.      Mengetahui Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur.
5.      Mengetahui Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topic pembicaraan.
6.      Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah  variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

Pengertian ragam bahasa menurut para ahli adalah:
1. Pengertian ragam bahasa menurut Bachman
    Menurut Bachman (1990), “ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.”

2. Pengertian ragam bahasa menurut Dendy Sugono
    Menurut Dendy Sugono (1999), “bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.”

3. Pengertian ragam bahasa menurut Fishman ed
    Menurut Fishman ed (1968), suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi panutan bagi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan.


B.      Macam-macam Ragam Bahasa

Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media,cara pandang penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa Indonesia berdasarkan media

a.   Ragam bahasa Media (Lisan)

Bahasa yang di hasilkan menggunakan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
 Ciri-ciri ragam lisan:

  •          Memerlukan orang kedua/teman bicara.
  •          Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
  •          Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
  •          Berlangsung cepat

v  Kelebihan ragam bahasa lisan :

  • a. Dapat disesuaikan dengan situasi
  • b. Faktor efisiensi waktu
  • c. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan
  • gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi,
  • mimik dan gerak-gerak pembicara.
  • d. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa
  • yang dibicarakannya.
  • e. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
  • bahasa yang dituturkan oleh penutur.
  • f. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari
  • informasi audit, visual dan kognitif.
  • v  Kelemahan ragam bahasa lisan :
  • a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-
  • frase sederhana.
  • b. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
  • c. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
  • d. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.


b.      Ragam Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan
tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam bahasa tulis, kita
tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
v  Ciri-ciri ragam tulis:


  1. Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara
  2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu
  3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
  4. Berlangsung lambat
  5. Selalu memakai alat bantu
  6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi

Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan  tanda baca.

  • v  Kelebihan ragam bahasa tulis :

a. Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.

b. Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.

c. Sebagai sarana memperkaya kosakata.

d. Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau
mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan
pembaca.

  • v  Kelemahan ragam bahasa tulis :

a. Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.

b. Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa.

c. Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena
itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.        


  • v  Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata ):

A. Tata Bahasa :
a.       Ragam Bahasa lisan

1)      Nia sedang baca surat kabar.
2)      Ari mau nulis surat.
3)      Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.

b.      Ragam bahasa tulisan.

1)         Nia sedang membaca surat kabar.
2)         Ari mau menulis surat.
3)         Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.

B. Kosa kata :

a.       Ragam bahasa lisan
1)    Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2)    Kita harus bikin karya tulis.
3)    Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak

b.      Ragam bahasa tulisan
1)    Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar.
2)    Kita harus membuat karya tulis.
3)    Rasanya masih telalu muda bagi saya, Pak.



2.      Ragam bahasa Indonesia berdasarkan penutur.
         Ragam Bahasa Berdasarkan penutur yaitu :

1.      Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa  digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan/b/pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.

2.      Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:

  • 1)      Ira mau nulis surat = Ira mau menulis surat
  • 2)    Saya akan ceritakan tentang Kancil = Saya akan menceritakan tentang Kancil.


3.      Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Contoh:
Ragam resmi        : “Saya sudah membaca buku itu”
Ragam tak resmi  : “Saya sudah baca buku itu”

3.      Ragam bahasa Indonesia menurut topik pembicaraan.

Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra.
Contoh:
Ragam hukum     : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
Ragam bisnis       : Setiap pembelian diatas nilai tertentu akan diberikan diskon.
Ragam sastra       : Cerita itu menggunakan Flashback.
Ragam kedokteran: Anak itu menderita penyakit kuorsior.
Menurut Anton M. Moeliono (dalam Majalah Pembinaan Bahasa Indonesia,1980), berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

  • 1. Ragam baku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
  • 2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
  • 3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
  • 4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
  • 5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Contoh Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar :

Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
* Ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang murid
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak , akan segera saya kumpulkan.



BAB III
PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.

Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur kata sopan sebagai pedoman yang ada.

5.2 Saran

Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah pengetahuan dan wawasan anda. Mohon maaf jika dalam penyusunan terdapat banyak kekeliruan penulis mohon maaf. Untuk kritik dan saran dari pembaca penulis harapkan karena itu menjadi acuan untuk penulis agar membuat makalah menjadi lebih baik lagi, Sekian dan terimakasih.


Daftar Pustaka
  • 1.      http://tisnajelek.blogspot.com/2013/10/pentingnya-berbahasa-yang-baik-dan.html
  • 2.      http://rifqybawazier.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-
  • menggunakan.html
  • 3.      http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa
  • 4.      http://naufal101110.blogspot.com/2013/10/artikel-ragam-bahasa-indonesia.html Diposkan oleh Candra Rosdianto di 23.31
  • 5.      http://sekapursirihpunya.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-ragam-bahasa.html
  • 6.      http://www.trigonalworld.com/2013/07/pengertian-ragam-bahasa-menurut-para.html

Makalah tentang narkoba lengkap dan napza



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Narkoba dan NAPZA.

Adapun makalah tentang Narkoba dan NAPZA ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah tentang Narkoba dan NAPZA ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah tentang Narkoba dan NAPZA ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang. Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia. Padahal 2.000 tahun yang lalu catatan-catatan mengenai penggunaan cocaine di daerah Andes – penggunaan terkait adat, untuk survival/bertahan hidup (sampai sekarang) menahan lapar dan rasa haus, rasa capek, bantu bernafas, sedangkan Opium digunakan sebagai sedative (penawar rasa sakit) dan aphrodisiac (perangsang). Dahulu pada banyak negara obat-obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan , namun seiring berjalannya waktu , penyalahgunaan napza dimulai oleh para dokter, yang meresepkan bahan bahan napza baru untuk berbagai pengobatan padahal tahu mengenai efek-efek sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadi parah sesudah ditemukannya morphine (1804) – diresepkan sebagai anaesthetic, digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga sekarang dan penyalahgunaan napza diberbagai negra yang sulit untuk dikendalikan hingga saat ini

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari napza ?
2. Apa saja jenis-jenis napza ?
3. Bagaimana pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba?
4. Apa saja penyebab dari penggunaan napza ?
5. Bagaimana napza ditinjau dari agama ?
6. Bagaimana pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan napza ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari napza
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis dari napza
3. Mengetahui pengaruh dan efek dari penggunaan narkoba
4. Mengetahui penyebab dari penggunaan narkoba
5. Mengetahui napza yang ditinjau dari agama
6. Mengetahui pencegahan dan solusi dari penyalahgunaan napza

D. MANFAAT

1. Mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi remaja
2. Dapat mengantisipasi adanya penyalahgunaan napza di kalangan remaja
3. Mampu memberikan informasi dan pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi remaja
4. Bidan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi remaja



BAB II
PEMBAHASAN

  
A. PENGERTIAN NAPZA

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.

Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau deberhentikan akan timbul gejala putus zat (withdrawl symtom). Oleh karena itu ia selalu berusaha memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal.

B. JENIS JENIS NAPZA

1. Narkotika

Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan :
  1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.

  2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.

  3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.
 
4. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :

Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Contoh : Ekstasi.
Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine.

Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.

Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

3. Zat Adiktif Lainnya
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :

Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol : a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ). b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (Berbagai minuman anggur). c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker).

Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.

Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

C. PENGARUH DAN EFEK PENGGUNAAN NARKOBA

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa

Penyalahgunaan narkoba selain merugikan kesehatan diri sendiri juga berdampak negatif terhadap kehidupan ekonomi dan sosial seseorang. Penyalahgunaan narkoba dapat merusak ekonomi karena sifat obat yang membuat ketergantungan, dimana tubuh pengguna selalu meminta tambahan dosis dan dengan harga obat-obatan jenis narkoba yang tergolong relatif mahal maka hal tersebut secara ekonomis sangat merugikan. Ekonomi keluarga bisa bangkrut bilamana keluarga tidak mampu lagi membiayai ketergantungan anggotanya terhadap narkoba, bahkan hal ini bisa berdampak buruk yaitu bisa menimbulkan persoalan kriminalitas seperti pencurian, penodongan bahkan perampokan.
Keharmonisan keluarga pun bisa terganggu manakala salah seorang atau beberapa orang anggota keluarga menjadi pecandu. Sifat obat yang merusak secara fisik maupun psikis akan berdampak kepada ketidaknyamanan hubungan sosial dalam keluarga. Penyalahguna narkoba juga menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Perilaku pengguna yang tidak terkontrol dapat mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat. Terlebih jika dikaitkan dengan timbulnya berbagai penyakit yang menyertainya seperti Hepatitis, HIV/AIDS, bahkan kematian.

Hal tersebut lebih jauh bisa menyebabkan hancurnya suatu negara, oleh karena itu negara melarang narkoba. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, menyatakan :


  1. Pasal 45 : Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan
  2. Pasal 36 : Orang tua atau wali pecandu yang belum cukup umur bila sengaja tidak melaporkan diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak satu juta rupiah.
  3. Pasal 88 : Pecandu narkotika yang telah dewasa sengaja tidak melapor diancam kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak dua juta rupiah, sedang bagi keluarganya paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak satu juta rupiah.
  4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, menyatakan :
  5. Pasal 37 ayat (1) : Pengguna psikotropika yang menderita syndrome ketergantungan berkewajiban ikut serta dalam pengobatan atau perawatan
  6. Pasal 64 ayat (1) barang siapa : a. menghalang-halangi penderita syndrome ketergantungan untuk menjalani pengobatan dan/atau perawatan pada fasilitas rehabilitasi sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 37, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak 20 juta rupiah.

Bahaya yang timbul dari penyalahgunaan narkoba ini secara umum sebagai berikut :
Aspek fisik

  1. Gagal ginjal
  2. Perlemakan hati, pengkerutan hati, kanker hati
  3. Radang paru-paru, radang selaput paru, TBC paru
  4. Rentan terhadap berbagai penyakit hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS
  5. Cacat janin
  6. Impotensi
  7. Gangguan menstruasi
  8. Pucat akibat kurang darah (anemia)
  9. Penyakit lupa ingatan/pikun
  10. Kerusakan otak
  11. Pendarahan lambung
  12. Radang pankreas
  13. Radang syaraf
  14. Mudah memar
  15. Gangguan fungsi jantung
  16. Menyebabkan kematian
  17. Aspek psikologis
  18. Emosi tidak terkendali
  19. Curiga berlebihan sampai pada tingkat Waham (tidak sejalan antara pikiran dan kenyataan)
  20. Selalu berbohong
  21. Tidak merasa aman
  22. Tidak mampu mengambil keputusan yang wajar
  23. Tidak memiliki tanggung jawab
  24. Kecemasan yang berlebihan dan depresi
  25. Ketakutan yang luar biasa
  26. Hilang ingatan (gila)
  27. Aspek sosial
  28. Hubungan dengan keluarga, guru, dan teman serta lingkungannya terganggu
  29. Mengganggu ketertiban umum
  30. Selalu menghindari kontak dengan orang lain
  31. Merasa dikucilkan atau menarik diri dari lingkungan positif
  32. Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
  33. Melakukan hubungan seks secara bebas
  34. Tidak peduli dengan norma dan nilai yang ada
  35. Melakukan tindakan kekerasan, baik fisik, psikis maupun seksual

D. PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyalahgunaan narkoba umumnya terjadi pada kaum remaja yang tinggal di perkotaan. Mereka biasanya mempunyai sifat kosmopolit, relatif tidak cepat menikah karena harus menempuh masa belajar hingga jenjang universitas, bahkan hingga memperoleh pekerjaan dianggap layak. Pada masa itulah mereka hidup dalam pancaroba; antara kanak-kanak dan kedewasaan, baik fisik, mental, maupun sosio-kulturalnya. Ia hidup antara kebebasan dan ketergantungan kepada orang tuanya; mereka ada dalam pembentukan nilai-nilainya sendiri serta sikapnya, baik sikap keagamaan, maupun sikap kultural dan sosialnya. Remaja sedang mencari identitas sikapnya terhadap lingkungan dan sesamanya. Dalam kondisi yang serba mendua itulah seringkali remaja tergelincir ke jalur kenakalan, yang disebut juvenile delinquency. Pada masa itu banyak remaja yang melakukan kenakalan, pelanggaran hukum, bahkan tindak kriminal. Motivasinya ialah karena ingin mendapatkan perhatian “status sosial”, dan penghargaan atas eksistensi dirinya.

Dengan kata lain, kenakalan remaja merupakan bentuk pernyataan eksistensi diri di tengah-tengah lingkungan dan masyarakatnya, bukan kenakalan semata. Salah satu penyimpangan perilaku ini adalah perilaku seksual. Sementara salah satu bentuk pelanggaran hukum ialah meminum minuman keras, obat terlarang hingga ganja dan zat adiktif lainnya.

Penyebabnya sangatlah kompleks akibat interaksi berbagai faktor :

1. Faktor individual

line-height: 150%;">Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA :

a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencaoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat.

3. Lingkungan Keluarga

a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.

4. Lingkungan Sekolah :

a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c. Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya murid pengguna NAPZA

5. Lingkungan Teman Sebaya

a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.

6. Lingkungan Masyrakat / Sosial :

a. Lemahnya penegak hokum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

Adapun faktor lain yang beresiko tinggi sehingga remaja dapat menggunakan narkoba, diantaranya :
Keluarga yang kacau balau, terutama adanya orang tua yang menjadi penyalahguna narkoba atau menderita sakit mental


  1. Orang tua dan anak kurang saling memberi kasih sayang dan pengasuhan
  2. Anak/remaja yang sangat pemalu
  3. Anak yang bertingkah laku agresif
  4. Gagal dalam mengikuti pelajaran di sekolah
  5. Miskin ketrampilan sosial
  6. Bergabung dengan kelompok sebaya yang berperilaku menyimpang
  7. Tidak bisa berkomunikasi dengan orang tua
  8. Tidak berada dalam pengawasan orang tua
  9. Suka mencari sensasi
  10. Dikucilkan dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungannya
  11. Tidak mau mengikuti aturan / norma / tata tertib
  12. Rencah penghayatan spiritualnya.
  13. Ciri-ciri penyalahguna narkoba
  14. Perubahan fisik dan lingkungan sehari-hari
  15. Jalan sempoyongan, bicara pelo, tampak terkantuk-kantuk
  16. Kamar tidak mau diperiksa atau selalu dikunci
  17. Sering didatangi atau menerima telepon orang-orang yang tidak dikenal
  18. Ditemukan obat-obatan, kertas timah, jarum suntik, korek api di kamar/di dalam tas.
  19. Terdapat tanda-tanda bekas suntikan atau sayatan
  20. Sering kehilangan uang/barang di rumah
  21. Malas belajar
  22. Mudah tersinggung
  23. Sulit berkonsentrasi
  24. Menghindari kontak mata langsung
  25. Berbohong atau memanipulasi keadaan
  26. Kurang disiplin
  27. Bengong atau linglung
  28. Suka membolos
  29. Mengabaikan kegiatan ibadah
  30. Menarik diri dari aktivitas bersama keluarga
  31. Sering menyendiri atau bersembunyi di kamar mandi, di gudang atau tempat-tempat tertutup.

E. NARKOBA DAN AGAMA

Narkotika dan minuman keras telah lama dikenal umat manusia. Tapi sebenarnya lebih banyak madharatnya daripada manfaatnya. Untuk itu, hampir semua agama besar melarang umat manusia untuk mengkonsumsi narkotika dan minuman keras (dalam bentuk yang lebih luas lagi adalah narkoba)

Dalam wacana Islam, ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits yang melarang manusia untuk mengkonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan. Pada orde yang lebih mutakhir, minuman keras dan hal-hal yang memabukkan bisa juga dianalogikan sebagai narkoba. Waktu Islam lahir dari terik padang pasir lewat Nabi Muhammad, zat berbahaya yang paling populer memang baru minuman keras (khamar). Dalam perkembangan dunia Islam, khamar kemudian bergesekan, bermetamorfosa dan beranak pinak dalam bentuk yang makin canggih, yang kemudian lazim disebut narkotika atau lebih luas lagi narkoba.

Untuk itu, dalam analoginya, larangan mengonsumsi minuman keras dan hal-hal yang memabukkan, adalah sama dengan larangan mengonsumsi narkoba. Ada dua surat al-Qur’an dan dua hadits yang coba dilansir disini, yang terjemahannya kira-kira begini :
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS Al-Maidah : 90)
Kemudian ayat yang kedua:

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”. (QS Al-Maidah : 91)
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur’an khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur’an di atas, juga ada hadits yang melarang khamar/minuman keras (baca : narkoba), yaitu :

“Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, ‘Hai Muhammad, Allah melaknat minuman keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya, peminumnya, penerima dan penyimpannya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi”. (HR. Ahmad bin Hambal dari Ibnu Abbas)

Kemudian hadits yang kedua :

“Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar, dan setiap khamar haram”. (HR. Abdullah bin Umar).

Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya, pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.

Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti (memberi peringatan yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara lebih umum umat manusia, untuk menjauhi narkoba.

F. PENCEGAHAN DAN SOLUSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Faktor yang dapat mencegah remaja menggunakan narkoba :

  • a. Ikatan yang kuat di dalam keluarga
  • b. Pengawasan orang tua yang didasarkan pada aturan tingkah laku yang jelas dan pelibatan orang tua dalam kehidupan anak/remaja
  • c. Keberhasilan di sekolah
  • d. Ikatan yang kuat di dalam institusi pro-sosial seperti keluarga, sekolah, dan organisasi-organisasi keagamaan.
  • e. Menerima norma kebiasaan tentang larangan penggunaan narkoba.
  • f. Keluarga harus dapat menciptakan komunikasi yang lebih baik
  • g. Disiplin, tegas dan konsisten dengan aturan yang dibuat
  • h. Berperan aktif dalam kehidupan anak-anak
  • i. Memonitor aktivitas mereka
  • j. Mengetahui dengan siapa anak/remaja bergaul
  • k. Mengerti masalah dan apa yang menjadi perhatian mereka
  • l. Orang tua harus menjadi panutan
  • m. Orang tua menjadi teman diskusi
  • n. Orang tua menjadi tempat bertanya
  • o. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai keagamaan
  • p. Menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan.
  • Solusi yang dapat dilakukan ketika ada anggota keluarga yang menggunakan narkoba :
  • a. Berusaha tenang, kendalikan emosi, jangan marah dan tersinggung
  • b. Jangan tunda masalah, hadapi kenyataan, adakan dialog terbuka dengan anak
  • c. Dengarkan anak, beri dorongan non verbal. Jangan memberi ceramah/nasehat berlebih
  • d. Hargai kejujuran
  • e. Jujur terhadap diri sendiri, jangan merasa benar sendiri
  • f. Tingkatkan hubungan dalam keluarga, rencanakan membuat kegiatan bersama-sama keluarga
  • g. Cari pertolongan, cari bantuan pihak ketiga yang paham dalam menangani narkoba atau tenaga profesional, puskesmas, rumah sakit, panti/tempat rehabilitasi.
  • h. Pendekatan kepada orang tua teman anak pemakai narkoba, ungkapkan dengan hati-hati dan ajak mereka bekerja sama menghadapi masalah.


BAB III
PENUTUP


A. KESIMPULAN
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu :
  • 1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
  • 2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
  • 3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.
B. SARAN

  • 1. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba sejak dini kepada anak sangat diperlukan guna untuk mencegah terjadinya pebyalahgunaan napza
  • 2. Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan pendidikan agama untuk memberikan kekuatan iman juga sangat diperlukan guna membangun karakter anak.
  • 3. Pemantauan dari pihak sekolah dan pihak yang berwajib perlu lebih tegas lagi agar anak tidak ingin mencoba dan takut untuk melakukan hal ini dan diberikan sanksi yang tegas terhadap pada pengedar dan pengguna narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1. Simuh, dkk., Tasawuf dan Krisis, Semarang, Pustaka Pelajar, 2001.
  • 2. M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan Melawan, Bandung : Nuansa, 2004.
  • 3. Brosur Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA, Depsos RI.